Setiap pelaku bisnis harus mengetahui cara menghitung pokok pinjaman sebelum melakukan keputusan untuk meminta bantuan dana. Hal itu supaya nantinya bisnis tidak memiliki beban yang terlalu berat.
Apa itu pokok pinjaman?
Pokok pinjaman adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh debitur atau peminjam kepada kreditur atau pihak pemberi pinjaman. Jumlah uang ini tidak termasuk bunga atau uang tambahan lain yang bisa saja diterapkan dalam perjanjian utang.
Ketika seseorang melakukan pinjaman modal sebesar Rp100 juta, maka jumlah tersebut merupakan nilai pokok pinjaman. Setelah beberapa waktu, nilai pinjaman tersebut menjadi 110 juta, yang terdiri dari Rp100 juta nilai pokok pinjaman dan Rp10 juta bunga pinjaman.
Jumlah pokok pinjaman ketika seseorang berutang akan selalu menjadi catatan penting karena dapat mempengaruhi skema pengembalian. Ketika jumlah pokok pinjaman dicicil, maka jumlah bunga yang akan ditetapkan selanjutnya juga akan lebih kecil.
Dalam hipotek atau pinjaman jangka panjang, pengembalian utang umumnya justru dilakukan pada bunga terlebih dahulu. Setelah itu, pembayaran hutang baru dilakukan untuk jumlah pokok pinjaman secara berangsur-angsur hingga seluruhnya dilunasi.
Perbedaan pokok pinjaman dan bunga pinjaman
Seperti yang telah dibahas di atas, utang umumnya terdiri dari pokok pinjaman dan bunga pinjaman setelah beberapa waktu. Artinya, bunga pinjaman merupakan nilai pengembangan dana dari pokok pinjaman yang masih dimiliki atau ditanggung oleh peminjam.
Penghitungan bunga pinjaman dilakukan dalam bentuk persentase dari pokok pinjaman. Ukuran persentase tersebut ditentukan oleh lembaga keuangan, baik bank ataupun nonbank berdasarkan acuan yang dibuat oleh lembaga tertinggi, misalnya Bank Indonesia.
Selama belum dikembalikan secara lunas, uang pokok pinjaman akan terus berkembang menghasilkan bunga pinjaman. Sementara itu, bunga pinjaman lazimnya tidak akan menghasilkan bunga pinjaman lainnya, kecuali disepakati berubah menjadi pokok pinjaman setelah beberapa waktu seperti pada skema bunga majemuk.
Oleh karena itu, setiap lagu bisnis harus memperhitungkan secara cermat metode bunga mana yang akan dipilih. Hal itu juga mengartikan bahwa pelaku bisnis harus tepat dalam memilih platform atau lembaga keuangan penyedia pinjaman.
Salah satu platform atau layanan keuangan yang dapat dipilih oleh pelaku bisnis dalam menambah modal adalah layanan Loan dari Fazz Business. Layanan ini dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan modal hingga Rp2 miliar dengan penghitungan bunga yang jelas dan dapat dibayarkan secara fleksibel.
Cara menghitung pokok pinjaman
Dalam utang jangka pendek, jumlah pokok pinjaman dan bunga pinjaman secara mudah dapat diketahui. Hal itu karena nilainya tidak banyak berubah dan tidak ada kebijakan rumit yang diterapkan. Namun, dalam utang jangka panjang atau pada skema tertentu, jumlah pokok pinjaman dan bunga pinjaman bisa saja berubah.
Untuk mengetahui jumlah pokok pinjaman setelah utang berjalan cukup lama, Anda perlu mengetahui beberapa nilai dasar seperti jumlah pinjaman awal, jangka waktu pinjaman, dan tingkat bunga yang diberlakukan. Cara menghitungnya pun akan bergantung pada metode bunga yang diterapkan dalam utang tersebut, yaitu metode bunga sederhana atau bunga majemuk.
1. Metode bunga sederhana
Dalam metode bunga sederhana, bunga dihitung hanya berdasarkan jumlah pinjaman awal atau pokok pinjaman, sehingga nilainya tetap selama jangka waktu pinjaman. Artinya, bunga yang dihitung setiap periode tidak akan diakumulasikan ke pokok pinjaman.
Berikut ini adalah cara untuk menghitung pokok pinjaman dalam metode bunga sederhana.
1. Ketahui Jumlah Pinjaman (P) atau jumlah uang yang dipinjamkan.
2. Ketahui Tingkat Bunga Tahunan (R) atau persentase bunga yang diberlakukan dalam periode satu tahun.
3. Ketahui Jangka Waktu (t) atau jumlah tahun pinjaman berlangsung.
4. Menghitung jumlah bunga: P x R x t
Contoh:
Misalkan Anda meminjam modal sebesar Rp10 juta dengan tingkat bunga sebesar 8% selama 2 tahun dengan ketentuan bunga dihitung tahunan. Maka, penghitungannya adalah sebagai berikut.
Jumlah bunga sederhana = Rp10 juta x 0,08 x 2
Maka jumlah bunga dalam penghitungan bunga sederhana di atas adalah sebesar Rp1,6 juta untuk pokok pinjaman sebesar 10 juta. Artinya, peminjam dana harus membayarkan total utang sebesar Rp11,6 juta pada tahun kedua. Namun, perlu diingat bahwa pokok pinjaman tetaplah Rp10 juta.
2. Metode bunga majemuk
Dalam metode ini, bunga dihitung berdasarkan persentase dari jumlah pokok pinjaman seperti pada metode bunga sederhana. Namun, jumlah bunga tersebut akan ditambahkan ke dalam pokok pinjaman setelah periode tertentu. Artinya, jumlah pokok pinjaman menjadi meningkat nilainya di periode selanjutnya.
Berikut adalah cara menghitung pokok pinjaman dan bunga pinjaman pada bunga majemuk.
1. Pertama-tama, ketahui Jumlah Pinjaman (P) atau jumlah uang yang diberikan peminjam pada awal peminjaman.
2. Ketahui Tingkat Bunga Tahunan (R) atau persentase bunga yang diberlakukan dalam periode satu tahun.
3. Ketahui Jangka Waktu (t) atau jumlah tahun pinjaman berlangsung.
4. Pilih periode bunga majemuk, misalnya bulanan atau tahunan, (n) adalah jumlah periode bunga majemuk per tahun (misalnya 12 untuk bunga bulanan).
5. Hitung jumlah bunga majemuk menggunakan rumus: Bunga Majemuk = P * (1 + R/n)^(n*t) – P
6. Hitung jumlah Pokok Pinjaman Akhir: P + Bunga Majemuk
Contoh:
Misalkan Anda meminjam Rp10 juta dengan tingkat bunga 8% per tahun selama 2 tahun dan bunga dihitung tahunan. Maka, cara menghitung pokok pinjaman dan bunga pinjaman adalah sebagai berikut.
Bunga Majemuk = Rp10 juta x (1 + 0.08/1)^(1×2) – Rp10 juta
Maka, jumlah bunga majemuknya adalah Rp1.6 juta
Dengan begitu, dapat diketahui bahwa Pokok Pinjaman Akhir = Rp10 juta + Rp1.6 juta
Pokok Pinjaman Akhir = Rp11,600
Berdasarkan perhitungan tersebut, pokok pinjaman yang semula adalah Rp10 juta menjadi Rp11,6 juta setelah 2 tahun. Dalam periode selanjutnya, nilai (P) tidak lagi Rp10 juta melainkan berubah menjadi Rp11,6 juta.