Distributor financing menjadi bagian penting dalam dunia bisnis, terutama bagi distributor. Hal itu karena metode pembayaran ini dapat membantu perkembangan bisnis secara lebih mudah. Memanfaatkan pembiayaan ini, distributor dapat membeli lebih banyak produk untuk dijual kembali dengan harga yang menguntungkan.
Tidak hanya menguntungkan bagi distributor, pembiayaan ini juga membuat pihak produsen akan memiliki cash flow yang sehat. Karena mendapat pembayaran tepat waktu, maka produsen dapat terus melakukan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan distributor. Sementara bagi lembaga keuangan, kerja sama ini akan mendatangkan untung melalui bunga atau bagi hasil.
Apa itu distributor financing?
Distributor financing dapat dipahami sebagai suatu bentuk pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada distributor. Tujuannya adalah untuk membuat distributor lebih mampu membeli banyak produk yang akan dijual kembali. Karena dapat membeli barang modal lebih banyak, maka volume penjualan yang akan dilakukan juga akan semakin besar sehingga mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
Distributor financing biasanya digunakan oleh bisnis kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan keuangan, tetapi ingin memperluas bisnis. Skema ini juga umum digunakan dalam industri yang memiliki persaingan ketat dan margin keuntungan rendah, seperti industri kuliner, kosmetik, dan produk konsumen lainnya. Pada bentuk bisnis tersebut, mendapatkan barang modal dalam jumlah banyak akan menambah peluang untuk memenangkan pasar.
Dalam skema pembiayaan bisnis ini, lembaga keuangan memberikan pinjaman dana kepada distributor untuk membiayai pembelian barang. Selanjutnya, distributor membayar kembali pinjaman tersebut dengan bunga dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Pada beberapa kasus, pembiayaan ini juga dilakukan untuk menanggung keterlambatan bayar oleh perusahaan distributor kepada produsen. Artinya, lembaga keuangan mengambil alih tanggung jawab perusahaan distributor untuk membayar utang kepada produsen. Dengan begitu, distributor akan memiliki waktu lebih panjang untuk melakukan pelunasan.
Alur distributor financing pada skema bisnis
Skema pembiayaan distributor financing pada dasarnya tidak berbeda dengan SCF. Meskipun begitu, dalam SCF umumnya perusahaan akan mengolah kembali barang yang dibeli dari pemasok sebelum menjual ke konsumen akhir. Sementara dalam distributor financing, barang yang akan dibeli umumnya sudah siap jual.
Distributor financing hanya melibatkan dua pihak utama, yaitu distributor dan lembaga keuangan. Secara umum, beberapa langkah dalam alur distributor financing adalah sebagai berikut.
1. Permintaan pembiayaan
Pengajuan permohonan pembiayaan lazimnya dilakukan setelah terjadi kesepakatan transaksi antara distributor dan produsen. Permohonan biasanya juga dilakukan setelah distributor melakukan analisis keuangan dan memastikan bahwa mereka dapat membayar kembali pinjaman serta bunga tepat waktu.
Setelah jumlah dana yang dibutuhkan telah diketahui, distributor meminta pembiayaan dari lembaga keuangan untuk membeli produk dari produsen atau pemasok. Lembaga keuangan yang umumnya dituju adalah bank dan fintech resmi.
2. Evaluasi kredit
Setelah menerima permintaan pembiayaan, lembaga keuangan akan melakukan evaluasi kredit pada distributor untuk menentukan kelayakan pinjaman. Evaluasi ini meliputi pengecekan riwayat kredit distributor, aset yang dimiliki distributor, kemampuan distributor untuk membayar kembali pinjaman, dan lainnya.
Beberapa lembaga keuangan akan menggunakan jaminan berupa aset perusahaan distributor. Sementara itu, ada juga lembaga keuangan yang memberi pembiayaan tanpa agunan. Semakin berharga jaminan yang dimiliki oleh perusahan, maka peluang bantuan pembiayaan yang didapatkan juga semakin besar.
3. Penetapan jumlah pembiayaan
Setelah evaluasi kredit selesai, lembaga keuangan akan menetapkan jumlah dana pembiayaan yang akan diberikan kepada distributor. Jumlah dana tersebut dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan bisnis distributor dan kemampuan untuk membayar kembali pinjaman. Reputasi kredit bisnis juga akan diperhitungkan.
4. Pencairan dana dan pembelian produk
Setelah jumlah pembiayaan ditetapkan, lembaga keuangan akan mengirimkan dana ke rekening distributor. Pada beberapa kasus, dana juga dapat dikirimkan langsung ke produsen atas nama distributor. Menggunakan dana yang diterima tersebut, distributor dapat membeli produk dari produsen.
5. Penjualan
Setelah produk dibeli, distributor dapat menjual kembali dengan harga yang telah diperhitungkan untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan tersebut harus sesuai dengan nilai pinjaman dari lembaga keuangan, biaya operasional, dan laba bersih yang ditargetkan.
6. Pembayaran pinjaman
Distributor harus membayar kembali pinjaman beserta bunga secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang dibuat bersama lembaga keuangan. Jika distributor tidak dapat membayar kembali pinjaman sesuai waktu yang ditentukan, maka akan ada bunga tambahan atau denda yang dikenakan.
7. Penutupan pembiayaan
Setelah distributor membayar kembali pinjaman dan bunga secara penuh, pembiayaan dianggap selesai dan lembaga keuangan akan menutup transaksi tersebut. Jika kembali membutuhkan, pengajuan pembiayaan dapat dilakukan kembali dengan cara yang sama.
Mendapatkan Distributor Financing Melalui Fazz Business
Bagi perusahaan atau UMKM yang membutuhkan bantuan pembiayaan, dapat memanfaatkan platform layanan keuangan Fazz Business. Platform ini memiliki layanan Loans yang menjawab masalah permodalan bagi pebisnis Indonesia.
Melalui layanan Loans, pelaku bisnis dapat mengajukan bantuan pembiayaan untuk berbagai keperluan, mulai dari modal untuk pendirian bisnis sampai dana tambahan untuk pengembangan usaha. Dengan jumlah pembiayaan hingga Rp2 miliar, layanan ini sesuai untuk berbagai level usaha.
Selain nilai pembiayaan yang besar, Loans dari Fazz Business tepat digunakan oleh pelaku usaha karena menerapkan suku bunga bulanan yang rendah, yaitu mulai dari 1% saja. Pembayaran oleh pemohon pun dapat dilakukan secara fleksibel, sehingga dapat dapat disesuaikan dengan bentuk bisnis yang dijalankan.
Dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, layanan Loans umum digunakan sebagai pembiayaan faktur hingga 80% dari total invoice yang ada. Selain itu, Loans juga tepat digunakan untuk pembiayaan perusahaan yang melakukan pre-order barang tertentu.