UMKM merupakan bagian penting perekonomian Indonesia. Bisnis masyarakat yang menggeliat ini sudah beberapa kali menyelamatkan perekonomian kembali membaik. Jenis-jenis UMKM membuktikan siapa saja bisa menjalankannya jika serius.
Lalu, apa saja jenis-jenis UMKM yang bisa Anda jalankan? Di sini akan dijelaskan beserta sejarah dibentuknya UMKM Indonesia.
Sejarah UMKM di Indonesia
UMKM atau dikenal sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan jenis usaha yang paling banyak dipraktikkan warga Indonesia, terutama masyarakat menengah ke bawah.
Mungkin UMKM baru booming beberapa tahun belakangan, tapi sebenarnya sudah hadir sejak lama.
UMKM dekat dengan masyarakat dan hadir berdasarkan perekonomian kerakyatan yang dicetuskan oleh Mohammad Hatta, Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Akan tetapi, deklarasi Hari UMKM di Indonesia pertama kali hadir di tanggal 12 Agustus 2016, berdasarkan hari lahir Mohammad Hatta yang jatuh di tanggal 12 Agustus 1902.
UMKM kemudian berhasil menjadi salah satu pondasi ekonomi yang setiap tahun bertambah jumlahnya. Diharapkan UMKM Indonesia akan terus maju mengingat banyak manfaat yang diberikannya pada masyarakat luas.
Perkembangan UMKM di Indonesia
Sebagian besar penduduk Indonesia diisi oleh umur produktif yang bekerja kantoran dan sisanya menjadi pelaku usaha.
Jenis usaha yang dijalankan kebanyakan adalah UMKM, dan trennya selalu naik dari tahun ke tahun. Hal itu karena makin banyak yang menyadari bahwa berbisnis itu menguntungkan dan lebih fleksibel dalam mengatur waktu.
Tahun 2015 jumlah pelaku UMKM menginjak 50 juta orang. Kemudian di tahun 2019, naik sampai 65 juta usaha yang tersebar di seluruh negeri. Angka ini tentu positif karena menumbuhkan lapangan kerja.
Namun, tahun 2020 tantangan besar datang karena pandemi yang tiba-tiba muncul. Membuat banyak usaha yang tutup baik yang besar, dan UMKM. Hal itu membuat para pelaku UMKM di sini berbondong-bondong pindah ke ranah digital yakni dengan berjualan online untuk menawarkan produk mereka agar tetap Anda pembeli.
Berkat digitalisai, sebagian besar UMKM berhasil bertahan di tengah PPKM dan isolasi yang membuat perekonomian Indonesia nyaris lumpuh. Di tahun 2022, jumlah UMKM masih berada di angka 65 juta, dan semakin banyak yang memasuki ranah digital karena hal itu disarankan oleh pemerintah.
UMKM yang masuk ke digital akan lebih mudah menggaet pelanggan, dan diharapkan semakin hidup ke depannya mengingat perekonomian belum sepenuhnya stabil. Ditambah lagi dengan kebiasaan masyarakat yang sudah berubah, yaitu lebih senang berbelanja online.
Jenis-jenis UMKM di Indonesia
Ada 3 jenis UMKM yang dibagi oleh pemerintah berdasarkan UU UMKM yang sudah dicanangkannya. Berikut ini penjelasannya.
1. Usaha mikro
Jenis-jenis UMKM ini adalah yang paling kecil cakupannya. Biasanya dilakukan oleh rumah tangga.
Pemerintah menetapkan usaha mikro memiliki aset rata-rata per bulannya adalah Rp50 juta. Dianggap sebagai pelaku usaha yang aktif dan dijalankan oleh perorangan.
Ciri khas dari usaha mikro yang lainnya adalah biasanya barang atau jasa yang dijual berubah-ubah, relatif kecil, dilakukan di rumah, dan memperoleh modal dari sendiri karena sulit mendapatkan pinjaman. Contoh dari usaha ini adalah warung biasa, kelontong mini, tukang cukur, dan lainnya.
2. Usaha kecil
Jenis-jenis UMKM ini menurut pemerintah memiliki aset rata-rata sebesar Rp300 juta untuk per bulannya. Ciri khas dari usaha kecil, bukan menjadi anak usaha dari usaha besar alias dioperasikan oleh perorangan atau beberapa orang yang saling bekerja sama tanpa ikatan dengan pihak lain.
Usaha kecil bisa dijalankan hanya oleh segelintir orang, masih perlu belajar manajemen keuangan bisnis yang baik, dan usaha tergolong di situ-situ saja. Butuh modal usaha dari luar untuk membuatnya tetap hidup.
Contoh dari usaha kecil adalah usaha fashion, catering, laundry (non franchise), dan lainnya.
3. Usaha menengah
Salah satu jenis-jenis UMKM yang ditentukan pemerintah ini punya aset sampai Rp500 juta per bulannya.
Sudah berbentuk badan usaha, walaupun banyak juga yang masih berdiri di atas perorangan. Usahanya tidak menjadi anak perusahaan usaha besar atau cabang dari usaha lain.
Jumlah pekerja bisa sampai puluhan, tergantung dari pendapatan usahanya. Rata-rata sudah punya jaminan kesehatan dan pensiun.
Contoh dari usaha menengah adalah SPBU mini, usaha ekspor dan impor, distribusi barang, dan lainnya.
Ide usaha untuk bisnis UMKM
Jenis-jenis UMKM sudah Anda ketahui, ini dia ide usaha UMKM yang dapat Anda jalankan.
1. Usaha kuliner
Usaha ini paling banyak dipilih karena layak untuk dicoba. Semua orang butuh makanan yang enak dan unik. Anda bisa menyediakan yang sesuai dengan selera. Dengan teknik marketing tertentu, Anda dapat membuat makanan yang dijual viral dan mendatangkan banyak pembeli.
2. Usaha catering
Berbeda dengan kuliner, di sini Anda menyediakan makanan dan minuman apa saja sesuai dengan yang dipesan oleh pembeli. Biasanya langsung dibeli dalam jumlah partai. Anda perlu jago memasak untuk memulai usaha ini.
3. Usaha skincare
Jenis-jenis UMKM ini juga mendatangkan keuntungan nyata. Semakin banyak orang yang peduli dengan perawatan kulitnya. Pada bidang ini, Anda bisa menyediakan bahan skincare yang ramah dikulit, bekerja sama dengan dokter kulit akan lebih afdol.
4. Usaha sepatu lokal
Ada juga usaha sepatu buatan lokal yang tidak kalah menarik. Anda bisa memberikan desain sepatu yang menarik agar pembeli semakin berdatangan. Sepatu juga perlu dibuat yang tahan lama.
5. Usaha tas lokal
Tas juga menjadi kebutuhan banyak orang. Bahkan yang sudah bekerja pun membutuhkan tas, Anda bisa membuat berbagai macam tas mulai dari untuk dewasa dan anak-anak.
Manfaatkan Loan dari Fazz Business untuk Mengembangkan UMKM
Pelaku UMKM yang terkendala modal untuk mengembangkan usaha, Fazz Business yang menyediakan Loan sebagai pinjaman fleksibel. Anda dapat meminjam hingga Rp2 miliar dengan bunga yang mudah untuk dibayar karena disesuaikan dengan keuangan usaha Anda. Informasi lebih lanjut, klik link berikut ini untuk pendaftaran tahu selengkapnya!
