Vendor Financing adalah bentuk pembiayaan yang sangat penting untuk menjaga keberlangsungan produksi. Dengan adanya pembiayaan ini, vendor akan memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan bahan baku. Sementara itu, pihak lain yang terhubung akan dapat menjalankan produksi secara lebih efisien.
Apa itu vendor financing?
Vendor financing merupakan pembiayaan kepada vendor atau supplier yang dilakukan oleh lembaga keuangan atau perusahaan pembeli bahan baku. Dalam hubungan kerjanya, lembaga keuangan atau sebuah perusahaan akan pemberi pinjaman untuk pembelian bahan baku, produksi barang, atau membayar tagihan tertentu. Selanjutnya, barang yang dimiliki vendor tersebut akan dijual kembali kepada perusahaan untuk diolah lebih lanjut atau dijual kembali.
Dalam kesepakatan vendor financing, pemberi pinjaman dan vendor akan menyetujui berbagai persyaratan pinjaman, seperti besaran tingkat bunga, jangka waktu pengembalian, dan jaminan. Beberapa lembaga keuangan umumnya mensyaratkan jaminan dalam bentuk aset tertentu, seperti aset properti atau kendaraan operasional. Hal itu dilakukan untuk melindungi risiko gagal bayar apabila produksi mengalami gangguan.
Bentuk pembiayaan ini berbeda dengan modal ventura, crowdfunding, atau instrumen serupa di pasar modal. Dalam vendor financing, tidak ada skema pembagian untung sesuai proporsi tertentu. Vendor yang mendapatkan pembiayaan akan membayar sesuai ketentuan di awal perjanjian vendor financing, tidak bergantung pada berapa pun jumlah keuntungan yang diperoleh.
Bagaimana cara kerja vendor financing?
Pada dasarnya, vendor financing melibatkan tiga pihak, yaitu perusahaan pemberi pinjaman, vendor atau supplier, dan pembeli. Namun, dalam hubungan pembiayaannya, pihak yang bertransaksi secara langsung adalah lembaga keuangan dan vendor. Berikut ini adalah cara kerja vendor financing.
1. Pembiayaan ini bermula dari adanya pembeli yang membuat pesanan kepada vendor untuk produk atau layanan tertentu. Transaksi pembelian tersebut umumnya telah sampai pada pre-order atau tercatat invoice.
2. Untuk memenuhi permintaan pembeli atau konsumen, vendor membutuhkan dana pembelian bahan baku atau produksi. Oleh karena itu, vendor mengajukan permohonan pinjaman ke lembaga keuangan.
3. Lembaga keuangan akan mengevaluasi permohonan. Jika pembiayaan disetujui, maka akan ada keputusan mengenai ketentuan bunga, lama waktu pengembalian, kesepakatan risiko, dan lainnya.
4. Setelah persetujuan dinyatakan, lembaga keuangan akan memberikan dana ke vendor sebagai biaya untuk pembelian bahan baku atau produksi barang.
5. Vendor akan menggunakan dana yang diterima tersebut untuk melakukan produksi dan memenuhi pesanan pembeli.
6. Setelah mendapatkan barang yang telah dipesan, pembeli akan membayar tagihan kepada vendor. Vendor pun memperoleh keuntungan dari penjualan produk tersebut.
7. Pada tahap akhir, vendor membayar uang pinjaman kepada lembaga keuangan sesuai dengan ketentuan awal. Pembayaran ini meliputi jumlah pinjaman dan bunga yang diterapkan.
Bagaimana vendor financing dapat menguntungkan bagi pebisnis?
Vendor financing dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat dalam rantai pasok produksi. Khusus untuk pelaku bisnis yang bertindak sebagai vendor, beberapa manfaat vendor financing adalah sebagai berikut.
1. Memperluas akses ke modal
Utamanya, vendor financing dapat memberikan akses ke modal tambahan bagi bisnis. Hal itu berguna dalam membiayai kebutuhan finansial, seperti pembelian bahan baku, pengembangan produk baru, atau memperluas kapasitas produksi.
Perusahaan yang bertindak sebagai vendor memiliki keleluasaan untuk memanfaatkan dana tersebut. Artinya, hal ini berbeda dengan pendanaan tertentu yang memerlukan laporan pertanggungjawaban.
2. Meningkatkan likuiditas
Berhubungan dengan kemudahan mendapatkan modal, vendor financing dapat membantu meningkatkan likuiditas bisnis. Artinya, selain untuk pembelian bahan baku, pengelolaan dana juga dapat digunakan untuk membayar tagihan atau menyelesaikan kewajiban keuangan lainnya.
3. Mempercepat siklus pendapatan
Vendor financing dapat membantu mempercepat siklus pendapatan dengan menyediakan dana yang dibutuhkan untuk memproduksi barang. Dengan begitu, bisnis dapat menerima pembayaran dari pelanggan lebih awal dan membayar pinjaman kemudian.
Cara ini memungkinkan sebuah perusahaan dapat melakukan produksi dan melakukan transaksi penjualan bahkan ketika tidak memiliki modal. Asalkan sudah memperoleh konsumen yang pasti membeli hasil produksi, maka lembaga keuangan akan cenderung bersedia menyediakan vendor financing.
4. Menurunkan risiko keuangan
Bentuk pembiayaan ini dapat membantu menurunkan risiko keuangan karena mengubah biaya tetap produksi menjadi biaya variabel. Oleh karena itu, bisnis dapat menyesuaikan biaya dengan volume produksi atau penjualan. Pelaku bisnis tidak perlu khawatir jika mendapatkan pesanan dalam jumlah besar, karena dana dapat disesuaikan.
5. Meningkatkan kepercayaan investor
Lancarnya produksi tidak hanya mendatangkan keuangan dari laba, tetapi juga kredibilitas yang terbangun. Semakin banyak produksi yang bisa diselesaikan, maka semakin kuat bisnis berjalan. Hal itu juga penting bagi daya tarik investor.
Vendor financing dapat memberikan portofolio positif bagi investor yang ingin memasukan dana atau mitra yang ingin bergabung. Hal itu dilakukan dengan cara menunjukkan bahwa bisnis memiliki kekuatan finansial kuat dan dapat memenuhi kewajiban produksi.
Memanfaatkan Vendor Financing dari Fazz Business
Sebagai solusi pembiayaan dalam mengembangkan bisnis, pelaku usaha dapat memanfaatkan bantuan modal dari Modal Rakyat. Lini dari Fazz Business ini dapat dimanfaatkan untuk membayar invoice, faktur, atau permodalan awal untuk membuka cabang usaha.
Modal Rakyat juga dapat digunakan oleh pebisnis yang ingin menjadi franchisee dari franchisor tertentu. Pelaku bisnis akan memperoleh bantuan dana untuk mendapatkan bahan baku atau modal awal yang ditentukan franchisor. Sebaliknya, pemilik usaha pun dapat mengusulkan mitranya untuk memanfaatkan Modal Rakyat, sehingga dapat berjejaring tanpa halangan dana.
Sarana pembiayaan ini sesuai untuk semua level bisnis, dengan bantuan hingga Rp2 miliar. Hal itu dipermudah dengan waktu pengembalian yang bisa disesuaikan dengan kemampuan, mulai dari 30 hari hingga 360 hari.