Ada berbagai tips dan cara bisnis franchise bagi pemula yang wajib untuk dicoba. Jika tidak dilakukan dengan baik, maka beberapa keuntungan dari skema bisnis ini akan terlewatkan.
Seperti yang diketahui, bisnis franchise memang memiliki skema yang dinilai lebih menguntungkan. Namun, jika mitra tidak memahaminya dengan baik, maka usaha yang dibangun akan sama terasa seperti bisnis mandiri.
Franchise apa yang menjanjikan?
Ada beberapa franchise yang telah terbukti menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, penting untuk diingat bahwa kesuksesan suatu franchise tidak hanya tergantung pada merek atau konsepnya, tetapi juga pada pengelolaan yang baik, lokasi yang strategis, dan faktor-faktor lainnya. Berikut adalah beberapa franchise yang dianggap menjanjikan.
1. Makanan cepat saji
Franchise makanan cepat saji seperti KFC, Subway, atau Domino’s Pizza memiliki popularitas tinggi dan konsep bisnis yang teruji. Namun, beberapa merek tersebut telah memiliki harga kemitraan yang sangat tinggi. Anda dapat memilih franchise makanan cepat saji yang populer dalam skala daerah untuk mendapatkan franchise fee lebih murah.
2. Kafe
Kedai kopi modern juga dapat menjadi pilihan yang menjanjikan. Perubahan gaya hidup yang mendorong minat pada makanan dan tempat berkumpul membuat bentuk franchise pada bidang ini sangat menjanjikan.
Anda dapat melirik merek internasional seperti Starbucks jika mempertimbangkan popularitas yang stabil. Namun, ada juga beberapa merek dalam negeri yang lebih terjangkau dan memiliki popularitas tinggi, seperti Es Teh, Kopi Kenangan, dan lainnya.
3. Layanan kesehatan dan kebugaran
Franchise di bidang kesehatan dan kebugaran dapat menawarkan peluang menjanjikan, terutama di daerah perkotaan. Saat ini, kesehatan dan kebugaran menjadi fokus utama banyak orang, sehingga bisnis yang terkait dengan sektor tersebut memiliki potensi keuntungan yang baik.
Anda dapat bekerja sama sebagai mitra dari merek tempat gym, yoga, atau senam. Anda juga dapat membuka gerai yang menjual produk kebugaran sebagai kerja sama dengan klinik atau produsen suplemen.
4. Layanan perawatan diri
Franchise di bidang perawatan diri, seperti salon kecantikan, spa, atau barbershop, juga dapat menjadi pilihan menjanjikan. Hal itu karena permintaan pada layanan perawatan diri semakin tinggi. Apalagi, kini semakin banyak klinik dan produsen skincare yang bisa dipilih.
5. Pendidikan dan pelatihan
Franchise yang menawarkan layanan pendidikan dan pelatihan, seperti pusat bimbingan belajar, pusat pelatihan bahasa, atau kursus keahlian tertentu, juga dapat dipertimbangkan. Bidang ini menjadi salah satu komoditi franchise yang sangat laris pada tahun 2010-an. Meskipun semakin jarang dilirik, tetapi sebenarnya beberapa franchise kursus bahasa selalu memiliki konsumen sehingga bisa menjadi pilihan bisnis menguntungkan.
Bagaimana cara memulai usaha franchise bagi pemula?
Memulai usaha franchise bagi pemula memerlukan beberapa langkah yang penting. Berikut adalah panduan umum untuk memulai usaha franchise.
1. Penelitian
Lakukan penelitian menyeluruh tentang berbagai franchise yang tersedia. Pertimbangkan faktor seperti merek, reputasi, biaya investasi, persyaratan lokasi, dukungan pelatihan dan pemasaran, serta potensi keuntungan. Pilihlah franchise yang sesuai dengan minat, keterampilan, dan tujuan bisnis Anda.
2. Evaluasi keuangan
Tinjau keuangan Anda dan tentukan seberapa banyak modal yang dapat diinvestasikan dalam usaha franchise tersebut. Selain biaya awal untuk pembelian franchise, Anda juga perlu mempertimbangkan biaya operasional bulanan, royalti, biaya pemasaran, dan kebutuhan keuangan lainnya.
3. Kontak dengan franchisor
Hubungi pihak franchise yang Anda minati dan mintalah informasi lebih lanjut. Ajukan pertanyaan tentang persyaratan, dukungan yang mereka berikan, perjanjian kontrak, dan hal-hal terkait lainnya. Anda juga dapat meminta daftar pemilik franchise yang sudah bergabung untuk memeriksa testimoni.
4. Perencanaan bisnis
Buat rancangan bisnis yang lengkap untuk usaha franchise Anda. Rancangan bisnis tersebut harus mencakup hal-hal dasar seperti analisis pasar, perencanaan biaya, strategi pemasaran dan target pendapatan.
5. Sumber pendanaan
Tentukan sumber pendanaan untuk pembelian franchise. Anda dapat menggunakan tabungan pribadi, mencari teman usaha, atau mengajukan bantuan modal melalui lembaga keuangan. Salah satu lembaga keuangan yang bisa diandalkan adalah Fazz melalui lini Modal Rakyat.
Menggunakan pembiayaan dari Modal Rakyat, calon pelaku usaha dapat mengajukan pembiayaan untuk menjadi mitra franchise. Berbagai kebutuhan akan diambil alih terlebih dahulu oleh Modal Rakyat, sehingga calon pelaku usaha dapat memulai bisnisnya secara lebih cepat.
Pembiayaan ini juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku bisnis utama yang ingin membuka cabang. Pelaku bisnis dapat merekomendasikan calon mitranya untuk mengambil pendanaan melalui Modal Rakyat, sehingga pembukaan cabang mitra menjadi lebih mudah dilakukan.
6. Legalitas dan kontrak
Pelajari persyaratan hukum dan perizinan yang diperlukan untuk membuka usaha franchise di wilayah Anda. Periksa perjanjian kontrak dengan cermat, minta bantuan pengacara jika diperlukan, untuk memahami semua ketentuan dan kewajiban terkait.
7. Pelatihan dan persiapan
Ikuti pelatihan yang disediakan oleh pihak franchisor dan persiapkan diri untuk menjalankan bisnis. Pelajari operasional, standar merek, sistem yang diterapkan, dan praktik pengoperasian yang paling efisien. Jangan lupa juga untuk membuat perencanaan untuk pemasaran, perekrutan karyawan, dan pengelolaan inventaris.
8. Peluncuran dan pengelolaan
Setelah semua persiapan selesai, buka usaha franchise. Pantau dan kelola operasi sehari-hari dengan cermat, sesuai dengan panduan dari pihak franchisor. Teruslah memperbarui dan meningkatkan strategi untuk mencapai target jangka panjang.
Tips Memulai Bisnis Franchise bagi Pemula?
Pada dasarnya, bisnis franchise akan sukses jika mengikuti standar yang diberikan oleh franchisor. Secara umum, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu pelaku usaha dalam memulai bisnis franchise.
1. Pilih franchise yang terbukti sukses
Lakukan pengamatan menyeluruh mengenai merek franchise yang Anda minati. Tinjau rekam jejak, reputasi merek, persyaratan investasi, dukungan yang diberikan, dan evaluasi keuangannya. Pilih franchise yang telah terbukti berhasil dalam industri terkait produk.
2. Persiapkan modal dengan teliti
Tinjau modal yang diperlukan untuk membeli franchise, biaya operasional bulanan, dan persyaratan keuangan lainnya. Sediakan modal yang cukup untuk memulai dan mempertahankan bisnis selama beberapa bulan awal.
3. Pelajari pasar lokal
Kenali pasar lokal di area tempat yang akan menjadi tempat franchisee. Lakukan pengamatan tentang demografi, persaingan, kebutuhan konsumen, dan tren pasar lokal. Hal itu akan membantu dalam menyusun strategi pemasaran dan menyusun rencana bisnis yang relevan.
4. Pilih lokasi yang strategis
Pilih lokasi yang strategis untuk bisnis franchise. Pastikan lokasi yang dipilih sudah sesuai dan mudah diakses oleh target konsumen. Jika memungkinkan, mintalah saran dari pihak franchisor tentang pemilihan lokasi yang optimal.
5. Optimalkan dukungan pihak franchisor
Manfaatkan dukungan yang disediakan oleh pihak franchise, termasuk dalam hal pemasaran, pengelolaan inventaris, dan strategi operasional. Oleh karena itu, pilih franchise yang menyediakan dukungan dan pelatihan kepada mitra franchise.
6. Terlibat dalam jaringan pemilik franchise
Bergabunglah dengan komunitas pemilik franchise untuk saling berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan mendapatkan wawasan berharga. Hal ini juga dapat membantu dalam membangun jaringan antara pemilik franchise.
7. Fokus pada layanan pelanggan dan kualitas produk
Seperti semua bentuk bisnis, Anda wajib memberi pelayanan yang baik. Sebab, pelanggan yang puas dapat membantu membangun reputasi positif bagi franchise. Selain pelayanan, tentu Anda harus juga menjaga standar kualitas seperti yang telah ditetapkan oleh pihak franchisor.
Apa itu layanan supply chain financing?
Layanan Supply Chain Financing atau Pembiayaan Rantai Pasokan merupakan bentuk pembiayaan yang bertujuan untuk mengoptimalkan operasional suatu bisnis. Menggunakan bentuk pembiayaan ini, sebuah bisnis dapat menjalankan produksinya meskipun tidak memiliki modal.
Supply Chain Financing dapat digunakan untuk membiayai berbagai tahap operasional. Beberapa bentuk Supply Chain Financing sesuai tahap operasional bisnis adalah sebagai berikut.
1. Pembiayaan Pemasok atau Supplier Financing
Pembiayaan pada tahap ini diberikan kepada pemasok oleh lembaga keuangan. Pembiayaan ini dilakukan agar pemasok dapat memperoleh pembayaran lebih cepat daripada menunggu waktu pembayaran yang ditentukan dalam perjanjian. Dengan begitu, pemasok dapat segera mencari bahan baku lagi untuk disalurkan.
2. Pembiayaan In-Transit atau In-Transit Financing
Pembiayaan ini diberikan pada saat barang dalam perjalanan dari pemasok ke pembeli. Lembaga keuangan memberikan dana yang diperlukan untuk membiayai biaya transportasi, logistik, dan aspek lainnya yang terkait dengan pengiriman barang.
3. Pembiayaan Persediaan atau Inventory Financing
Ini adalah pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai persediaan barang yang akan dijual. Perusahaan dapat menggunakan persediaan sebagai jaminan untuk mendapatkan dana yang diperlukan.
4. Pembiayaan Pesanan atau Purchase Order Financing
Pembiayaan ini diberikan kepada perusahaan yang telah menerima pesanan pelanggan. Pembiayaan ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi berapa pun pesanan pelanggan, karena lembaga keuangan akan percaya pada kemampuan bayar setelah pelanggan melunasi tagihan.
Bagaimana cara kerja supply chain financing?
Cara kerja Supply Chain Financing melibatkan kerjasama antara beberapa pihak dalam rantai pasokan, termasuk pemasok, perusahaan pembeli, dan lembaga keuangan. Berikut adalah gambaran umum tentang bagaimana Supply Chain Financing bekerja.
1. Identifikasi kebutuhan pembiayaan
Lembaga keuangan bekerja sama dengan pemasok atau perusahaan yang akan membeli barang untuk mengidentifikasi kebutuhan pembiayaan dalam rantai pasokan. Hal itu berkaitan dengan siklus keuangan pemasok, waktu pembayaran, dan kendala keuangan yang dihadapi.
2. Perjanjian kerja sama
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembiayaan tersebut saling menyetujui persyaratan dan ketentuan kerja sama. Di dalam perjanjian tersebut akan ada persetujuan terhadap persyaratan pembayaran, tingkat bunga, jangka waktu pembiayaan, dan tanggung jawab masing-masing pihak.
3. Pengiriman pesanan
Pemasok mengirimkan barang atau memenuhi pesanan yang diterima dari perusahaan pembeli. Pesanan tersebut dapat meliputi persediaan bahan baku atau produk jadi.
4. Verifikasi dan konfirmasi
Lembaga keuangan melakukan verifikasi terhadap pengiriman atau pemenuhan pesanan. Hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa transaksi yang dilakukan telah sesuai dengan perjanjian awal.
5. Pembiayaan
Setelah pengiriman atau pemenuhan pesanan diverifikasi, pembiayaan diberikan kepada pemasok. Pembiayaan ini bisa berupa pembayaran tunai, kredit, atau bentuk pembiayaan lainnya sesuai dengan perjanjian kerja sama.
6. Pembayaran dan penyelesaian pesanan
Pada saat pembayaran jatuh tempo, lembaga keuangan melakukan pembayaran kepada pemasok. Pembayaran ini bisa dilakukan langsung oleh lembaga keuangan atau bisa juga melalui perusahaan pembeli.
7. Pengelolaan dan pelacakan
Selama proses Supply Chain Financing, lembaga keuangan umumnya melakukan pengelolaan dan pelacakan terhadap transaksi pembiayaan dalam rantai pasokan. Mereka memastikan bahwa pembayaran dilakukan tepat waktu, catatan keuangan diperbarui, dan segala risiko yang terkait dengan pembiayaan dikelola dengan baik.