1. Freemium<\/strong><\/h3>\n\n\n\nMerupakan model bisnis startup yang bisa Anda temukan secara umum. Bisnis ini menawarkan jasa free untuk pengguna dengan fitur yang terbatas. Pengguna yang membayar barulah bisa menggunakan fitur secara lengkap.<\/p>\n\n\n\n
Contoh bisnis startup yang seperti ini adalah Spotify. Anda bisa mendengarkan lagu secara gratis, tapi setiap 5 lagu akan muncul iklan. Anda juga tidak bisa memundurkan lagu.<\/p>\n\n\n\n
Barulah ketika berlangganan premium, Anda bisa mendengarkan lagu tanpa iklan, bisa memundurkan lagu, dan lagu akan diputar sesuai dengan urutan yang Anda mau.<\/p>\n\n\n\n
2. Software as a Service (Saas)<\/strong><\/h3>\n\n\n\nBisnis ini modelnya hampir sama seperti freemium, tapi teknologi yang digunakan fungsinya untuk produktivitas pengguna. Biasanya menyasar bukan ke individual, tapi ke perusahaan atau organisasi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah mengapa biaya yang diberikan ke pengguna termasuk mahal untuk per bulannya. Contoh mudah dari bisnis ini adalah Canva yang menyediakan berbagai template desain.<\/p>\n\n\n\n
3. On-demand<\/strong><\/h3>\n\n\n\nMerupakan model bisnis yang akan menghasilkan pendapatan ketika ada pesanan atau sesuai pesanan. Biasanya jasa yang bisa dipesan tidak hanya satu. Tujuannya adalah untuk menarik hati pelanggan sebanyak-banyaknya.<\/p>\n\n\n\n
Kalau yang bisnis model ini sudah muncul di Indonesia, contohnya adalah Go-Jek dan Grab.<\/p>\n\n\n\n
4. E-commerce<\/strong><\/h3>\n\n\n\nModel bisnis ini memudahkan pengguna untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya. Anda harus bekerja sama dengan banyak penjual, serta harus berhasil meyakinkan penjual bahwa aplikasi e-commerce yang Anda miliki itu bisa mendatangkan banyak pendapatan.<\/p>\n\n\n\n
Anda bisa membuat aplikasi e-commerce yang fokus pada produk tertentu, misalnya fashion baju pria. Di sini cukup mudah untuk menentukan target pasar karena cukup spesifik.<\/p>\n\n\n\n
5. Peer-to-peer<\/strong><\/h3>\n\n\n\nModel bisnis startup yang sedang berkembang lainnya adalah peer-to-peer. Bisnis ini memungkinkan penjual dan pembeli berhubungan di aplikasi tanpa pihak ketiga. Biasanya barang yang dijual adalah barang bekas.<\/p>\n\n\n\n
Namun, untuk keamanan tentu saja pihak startup menyediakan model payment yang aman untuk keduanya agar tidak ada penipuan.<\/p>\n\n\n\n
Cara memulai bisnis startup <\/strong><\/h2>\n\n\n\nIni dia cara untuk memulai bisnis startup agar sukses ke depannya.<\/p>\n\n\n\n
1. Siapkan inovasi yang beda<\/strong><\/h3>\n\n\n\nHal paling krusial dalam memulai startup adalah menemukan inovasi untuk produk yang akan Anda tawarkan pada pengguna. <\/p>\n\n\n\n
Siapa saja bisa membuat aplikasi, tapi yang paling bernilai adalah solusi yang Anda tawarkan melalui aplikasi tersebut. Anda bisa menemukannya dari kebutuhan yang Anda cari, solusinya Anda ciptakan sendiri dan akhirnya bisa dirasakan juga oleh orang lain.<\/p>\n\n\n\n
2. Perkuat dengan business plan oke<\/strong><\/h3>\n\n\n\nSudah yakin dengan inovasi Anda, barulah Anda menyusun business plan yang terperinci. Bedakan antara business plan untuk internal dan untuk disebarkan ke para investor.<\/p>\n\n\n\n
Untuk internal biasanya isinya lebih detail, sedangkan untuk investor harus dipersingkat lagi agar bisa dibaca dan disimpulkan lebih cepat oleh investornya.<\/p>\n\n\n\n
3. Ajak rekan yang mau berjuang bersama<\/strong><\/h3>\n\n\n\nDalam mendirikan startup, Anda pasti membutuhkan rekan kerja yang akan membantu Anda dalam kondisi apapun. Biasanya pendiri startup itu tidak hanya satu orang.<\/p>\n\n\n\n
Anda bisa mengajak teman sekolah atau kerja yang Anda percaya. Kalau dia punya tujuan yang sama, tidak ada salahnya coba bekerja sama untuk tahun-tahun berikutnya yang akan panjang.<\/p>\n\n\n\n
4. Cari dana ke investor-investor<\/strong><\/h3>\n\n\n\nSebagai pemilik startup, sudah sewajarnya Anda mencari dana ke berbagai investor. Ini mungkin menjadi bagian yang paling melelahkan, tapi ketika Anda berhasil mendapatkan dana untuk mengembangkan startup yang ingin Anda segera kembangkan.<\/p>\n\n\n\n