{"id":20657,"date":"2025-07-02T16:29:26","date_gmt":"2025-07-02T09:29:26","guid":{"rendered":"https:\/\/fazz.com\/id\/?p=20657"},"modified":"2025-07-02T16:29:31","modified_gmt":"2025-07-02T09:29:31","slug":"cara-menghitung-tagihan-listrik","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/fazz.com\/id\/newsroom\/billfazz\/cara-menghitung-tagihan-listrik\/","title":{"rendered":"Cara Menghitung Tagihan Listrik untuk Perusahaan dan Tips Pembayaran yang Lebih Efisien"},"content":{"rendered":"\n

Tagihan listrik adalah salah satu komponen operasional penting yang harus dikelola secara cermat oleh perusahaan. Terutama bagi bisnis dengan banyak outlet atau kantor cabang, biaya listrik bisa menjadi pengeluaran signifikan setiap bulannya. Memahami cara menghitung tagihan listrik dan bagaimana mengelolanya dengan efisien dapat membantu perusahaan menjaga cashflow tetap sehat.<\/p>\n\n\n\n

Pada artikel ini, kita akan membahas cara perhitungan tagihan listrik, komponen-komponen yang membentuk tagihan, serta tips praktis untuk membayar tagihan listrik perusahaan secara efektif\u2014termasuk solusi terintegrasi melalui BillFazz.<\/p>\n\n\n\n

Bagaimana Cara Perhitungan Tagihan Listrik?<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Tagihan listrik dihitung berdasarkan pemakaian energi listrik yang tercatat dalam satuan kilowatt hour (kWh). Untuk pelanggan bisnis atau industri, PLN menggunakan sistem tarif berdasarkan golongan, daya terpasang, serta jam pemakaian (waktu beban puncak atau tidak).<\/p>\n\n\n\n

Rumus dasar perhitungan tagihan listrik:<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Tagihan = Pemakaian Energi (kWh) \u00d7 Tarif per kWh + Biaya Lainnya<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Komponen dalam perhitungan:<\/strong><\/h3>\n\n\n\n
    \n
  1. Pemakaian energi listrik (kWh):<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

    Dihitung dari selisih meteran kWh awal dan akhir dalam satu periode.<\/p>\n\n\n\n

      \n
    1. Tarif dasar listrik (TDL):<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

      Tarif ditentukan oleh pemerintah dan disesuaikan berdasarkan daya dan golongan pelanggan.<\/p>\n\n\n\n

        \n
      1. Beban tetap:<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

        Untuk pelanggan golongan tertentu, ada biaya tetap per bulan meski pemakaian rendah.
        <\/p>\n\n\n\n

          \n
        1. PPN dan biaya materai:<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

          Pajak pertambahan nilai (11%) dan materai jika tagihan di atas batas tertentu.<\/p>\n\n\n\n

            \n
          1. Biaya lainnya:<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

            Termasuk denda keterlambatan, biaya administrasi, dan lainnya bila berlaku.<\/p>\n\n\n\n

            Contoh simulasi:<\/p>\n\n\n\n

            Sebuah kantor dengan pemakaian 2.500 kWh dalam satu bulan dan tarif Rp1.444,70\/kWh (tarif nonsubsidi R2 3.500 VA\u20135.500 VA) akan mendapat tagihan sebesar:<\/p>\n\n\n\n

            2.500 kWh \u00d7 Rp1.444,70 = Rp3.611.750<\/strong><\/p>\n\n\n\n