Jenis-jenis QRIS yakni QRIS statis dan QRIS dinamis. Terdapat perbedaan QRIS statis dan dinamis yang harus dipahami. Pengertian QRIS sendiri, singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard. QRIS berbentuk kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk memudahkan pembayaran digital bagi masyarakat Indonesia.
Macam-macam QRIS bisa ditemukan dimana dapat menjadi pilihan bagi pelaku bisnis untuk menyediakan pembayaran mudah dan aman bagi pelanggan. Metode ini juga sangat menguntungkan pelaku bisnis.
Yuk, simak perbedaan QRIS statis dan dinamis di bawah ini!
Jenis-Jenis QRIS
Ada dua jenis QRIS yang dikembangkan oleh BI, yaitu QRIS statis dan dinamis. Berikut penjelasan lebih lengkapnya!
Statis
QRIS statis merupakan QR code yang diberikan kepada pemilik usaha atau merchant. Bentuknya bisa berupa stiker maupun pamflet. Untuk menggunakannya, pelanggan cukup melakukan scan pada QR code yang tersedia dengan aplikasi pembayaran digital. Setelah itu, pelanggan bisa memasukkan nominal pembelian sesuai dengan pesanan.
QRIS statis ini memiliki kode QR tetap, sehingga tidak perlu diperbarui setiap kali ada perubahan informasi. Lalu, QRIS statis ini cukup dicetak atau ditempel di tempat yang mudah dilihat, sehingga dapat digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembayaran. Jenis QRIS ini cocok untuk bisnis yang memiliki lokasi tetap, seperti toko, restoran, dan kafe.
Baca juga : Ketahui Cara Membuat QRIS untuk Usaha Anda
Dinamis
QRIS dinamis adalah QR code yang dibuat saat transaksi terjadi. Disebut dinamis karena bentuk kode yang dibuat akan disesuaikan dengan transaksi yang terjadi. Jika pada QRIS statis pelanggan harus memasukkan nominal pembelian secara manual, maka pada QRIS dinamis secara otomatis nominal yang harus dibayar akan muncul. Itulah perbedaan QRIS statis dan dinamis yang sering dilihat.
QRIS dinamis biasanya digunakan untuk transaksi e-commerce atau online. Nantinya, setiap transaksi pembelian melalui marketplace, website, atau aplikasi akan menghasilkan kode QR berbeda untuk memproses pembayaran. Setelah pembayaran selesai, kode QR tersebut akan tidak berlaku lagi dan tidak dapat digunakan untuk transaksi selanjutnya.
Dalam QRIS dinamis, informasi transaksi seperti nominal pembayaran dan informasi rekening bank penerima akan disandikan dalam kode QR unik untuk setiap transaksi. Kode QR tersebut dapat dibaca oleh aplikasi pembayaran digital yang sudah mendukung QRIS, sehingga pelanggan dapat melakukan pembayaran hanya dengan menggunakan smartphone dan aplikasi.
Keuntungan menggunakan QRIS dinamis adalah meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pencatatan transaksi, meminimalkan risiko kecurangan, serta mempercepat proses pembayaran. QRIS dinamis juga memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran secara online, tanpa perlu memasukkan informasi pembayaran secara manual.
Perbedaan QRIS Statis dan Dinamis
Perbedaan QRIS statis dan dinamis lebih dapat dirasakan oleh pelaku bisnis. Hal itu karena perbedaan keduanya terletak pada karakteristik kode QR yang dihasilkan, sementara aplikasi yang digunakan pelanggan tetaplah sama. Secara lebih rinci, berikut ini adalah beberapa perbedaan antara QRIS dinamis dan statis.
1. Karakteristik kode QR
QRIS dinamis menghasilkan kode QR yang berbeda untuk setiap transaksi, bahkan meskipun dilakukan oleh pembeli yang sama. Artinya, satu kode QR hanya dapat digunakan untuk satu kali transaksi saja. Jika konsumen melakukan pembelian kedua, maka kode QR yang didapatkan akan berbeda dari kode QR pada pembelian pertama.
Sementara itu, kode QR yang dihasilkan pada QRIS statis bersifat tetap atau sama untuk semua transaksi. Oleh karena itu, satu kode QR dapat digunakan untuk beberapa kali transaksi dan oleh beberapa konsumen. Hal tersebut lebih memungkinkan kode QR dapat dicetak dan digunakan dalam waktu lama. Itulah perbedaan QRIS statis dan dinamis dari segi bentuknya.
2. Keamanan transaksi
QRIS dinamis lebih aman dibandingkan dengan QRIS statis karena setiap transaksi akan menghasilkan kode QR unik. Hal itu membuat risiko terjadinya kecurangan dapat diminimalkan karena pelaku usaha dapat mengenali setiap transaksi.
Sedangkan pada QRIS statis, kode QR yang sama dapat digunakan berkali-kali. Artinya, tidak ada tanda otentik pada setiap transaksi yang dilakukan. Hal ini membuat risiko keamanannya menjadi lebih tinggi jika tidak diperhatikan secara baik. Itulah perbedaan QRIS statis dan dinamis dari segi keamanan.
3. Pelacakan transaksi oleh pelaku bisnis
QRIS dinamis memungkinkan penjual untuk melakukan pelacakan dan pencatatan transaksi yang lebih baik. Hal itu dapat dilakukan karena setiap transaksi memiliki kode QR yang unik. Apabila seorang konsumen melakukan pembelian dua kali, maka kedua transaksi akan secara mudah dapat dibedakan.
Hal itu tidak dapat dilakukan pada QRIS statis. Pada metode QRIS ini, pencatatan transaksi menjadi lebih sulit karena kode QR yang digunakan untuk beberapa transaksi memiliki ciri sama. Pelaku bisnis hanya dapat melacak waktu transaksi yang dilakukan.
Baca juga : Simak Alasan Pakai QRIS Bagi Pelaku Bisnis
4. Jenis transaksi yang dilakukan
Perbedaan QRIS statis dan dinamis terakhir yakni, QRIS dinamis biasanya digunakan untuk transaksi e-commerce atau online. Setiap transaksi yang dilakukan tersebut akan secara otomatis menghasilkan kode QR berbeda untuk diproses ke tahap pembayaran. Setiap kode QR akan tertera pada aplikasi atau dikirimkan ke smartphone melalui aplikasi pesan.
Sementara itu, QRIS statis lebih banyak dimanfaatkan untuk metode pembayaran dalam transaksi langsung atau di tempat, seperti pembayaran di warung atau toko kecil. Hal ini membuat pelaku bisnis mencetak kode QR statis dan meletakkannya di meja kasir.
Membuat QRIS dengan Fitur Pay and Receive Melalui Fazz Business
Untuk menyediakan layanan pembayaran mudah bagi konsumen, pelaku bisnis dapat memanfaatkan layanan keuangan Fazz Business. Melalui layanan Pay and Receive yang disediakan Fazz Business, pelaku bisnis dapat menawarkan metode pembayaran QR Code dinamis.
Dalam prosesnya, QR Code dinamis tersebut dapat dikirimkan sebagai payment link kepada konsumen melalui berbagai aplikasi pesan. Nantinya, konsumen hanya perlu membuka payment link dan membayar dengan aplikasi dompet digital atau aplikasi perbankan yang dimiliki.
Karena QR Code yang disediakan oleh Pay and Receive bersifat dinamis, maka pelaku bisnis bisa membuat link baru untuk setiap transaksi pelanggan. Hal itu membuat konfirmasi pembayaran yang dilakukan oleh setiap pelanggan menjadi lebih akurat, sebab setiap pelanggan memiliki QR Code sendiri. Metode ini tepat dipilih oleh pemilik bisnis agar lebih mudah dalam melakukan pencatatan transaksi yang dilakukan dalam satu waktu.