Karena fokus menyediakan berbagai kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari, toko sembako menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. Keberadaannya pun selalu dicari oleh masyarakat semua kalangan di semua tempat.
Pengertian toko sembako
Seperti namanya, toko sembako adalah sebuah usaha ritel yang menjual berbagai kebutuhan pokok sehari-hari, terutama sembilan bahan pokok (sembako). Sebab, sembako merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok, yang mencakup bahan-bahan seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, jagung, kedelai, dan garam beryodium.
Dalam toko sembako, selain sembilan bahan pokok tersebut, biasanya juga tersedia berbagai produk lain yang sering dibutuhkan oleh rumah tangga, seperti mi instan, tepung terigu, bumbu dapur, dan berbagai kebutuhan harian lainnya. Meskipun dapat sangat lengkap, tetapi produk yang disediakan umumnya hanyalah produk yang berkaitan dengan bahan konsumsi makanan.
Sebenarnya, bahan-bahan pokok makanan kini juga sudah bisa didapatkan di berbagai toko ritel modern. Meskipun begitu, masyarakat Indonesia umumnya tetap percaya bahwa toko sembako memiliki berbagai keunggulan.
Perbedaan toko sembako dengan toko kelontong
Toko sembako dan toko kelontong adalah dua jenis usaha ritel yang berbeda dalam fokus dan jenis barang yang dijual. Toko sembako lebih terfokus pada penjualan sembilan bahan pokok (sembako). Sementara itu, toko kelontong menawarkan berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari yang lebih beragam, termasuk sembako.
Selain menjual sembako, toko kelontong juga menyediakan produk lain seperti makanan ringan, minuman, alat tulis, peralatan rumah tangga, produk kebersihan, dan produk perawatan pribadi. Dengan demikian, toko kelontong memiliki pilihan produk yang lebih luas.
Secara skala, toko sembako biasanya lebih kecil dan lebih spesifik dalam penjualan barang-barangnya, sedangkan toko kelontong dapat memiliki skala yang lebih besar dan lebih bervariasi dalam stok barang. Hal ini yang membuat toko sembako umumnya dimiliki oleh perorangan sementara toko kelontong bisa dimiliki oleh perorangan hingga kelompok.
Skema bisnis toko sembako
Toko sembako dijalankan dengan skema bisnis yang tidak berbeda dengan toko ritel konvensional pada umumnya. Sebelum menjual produk ke konsumen tingkat akhir, pelaku bisnis toko sembako akan berhubungan dengan distributor, tengkulak, atau produsen secara langsung.
Pelaku bisnis toko sembako akan membeli beras dari petani, gula dari pengrajin, dan berbagai bahan makanan lain. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut akan dijual kepada konsumen tingkat akhir dengan harga yang telah di-mark up. Toko sembako dapat dengan bebas mengatur harga jual, tetapi umumnya akan disesuaikan dengan persaingan pasar dan daya beli masyarakat.
Umumnya, toko sembako akan membeli bahan-bahan makanan dalam jumlah yang banyak, misalnya satu karung bawang putih dengan bobot 100 kg, lalu menjualnya secara eceran dalam ukuran 1 kg atau kurang dari itu. Cara ini membuat toko sembako dapat mengatur harga secara lebih mudah.
Menjalankan bisnis toko sembako
Potensi keuntungan bisnis toko sembako terbilang selalu tinggi. Hal ini karena sembako selalu dibutuhkan oleh masyarakat di manapun. Apalagi, keuntungan bisnis ini juga dapat dioptimalkan melalui berbagai cara.
Modal bisnis toko sembako
Seperti bentuk bisnis lainnya, modal yang digunakan untuk membuka sebuah toko sembako dapat berbeda-beda. Hal ini tentu akan dipengaruhi oleh skala bisnis yang dibangun. Sewa ruangan usaha juga akan menentukan besaran modal yang diperlukan.
Meskipun begitu, pelaku bisnis sembako dapat menggunakan sistem pembayaran di akhir transaksi. Artinya, pengusaha sembako akan memberikan pembayaran kepada tengkulak atau distributor setelah barang laku terjual.
Bisnis sembako juga dapat dimulai dengan hanya menyediakan beberapa produk saja, misalnya beras dan telur ayam. Setelah usaha lebih stabil, penambahan produk jualan dapat ditambah sedikit demi sedikit. Dengan sistem ini, bisnis sembako bisa dimulai hanya dengan modal persiapan kurang dari Rp10 juta.
Keuntungan bisnis toko sembako
Umumnya bisnis toko sembako mengambil keuntungan dari skema pembelian dalam jumlah besar dan menjualnya kembali dalam bentuk eceran ukuran kecil. Dalam perhitungan sederhana, keuntungan yang didapatkan hampir sama dengan potensi keuntungan bisnis kelontong, yaitu sekitar 1-3%.
Setiap pelaku bisnis juga harus menyadari bahwa ada beberapa risiko yang pasti dihadapi, seperti bobot yang menyusut pada beberapa komoditas, kerusakan bahan sembako karena melewati usia konsumsi ideal, dan lainnya. Hal ini dapat membuat keuntungan setiap penjualan semakin tipis.
Meskipun begitu, karena sembako selalu dibutuhkan oleh masyarakat, maka keuntungan kecil tersebut dapat dikalikan dengan volume penjualan yang banyak. Apalagi, keuntungan bisnis sembako dapat dimaksimalkan dengan berbagai layanan tambahan, misalnya menyediakan layanan PPOB.
Menambah keuntungan bisnis toko sembako melalui PPOB dari Fazz Agen
Selain bahan pokok untuk makanan, ada juga beberapa kebutuhan lain yang mendesak bagi semua orang saat ini. Misalnya, pulsa dan token listrik. Oleh karena itu, menyediakan layanan pemilihan pulsa dan pembayaran listrik bisa menambah keuntungan bisnis.
Untuk menyediakan layanan berbagai pembayaran atau PPOB, pelaku usaha dapat memanfaatkan aplikasi Fazz Agen. Aplikasi yang dapat dipasang di semua jenis smartphone ini menyediakan berbagai fitur untuk berbagai layanan, mulai dari top up pulsa, top up game, pembayaran listrik, transfer ke berbagai bank, dan lainnya.
Untuk menyediakan berbagai layanan tersebut, pelaku bisnis hanya perlu menyimpan saldo di dalam Fazz Agen untuk selanjutnya dikonversikan menjadi berbagai kebutuhan seperti pulsa, token listrik, atau uang digital. Saldo tersebut bahkan juga bisa digunakan untuk belanja stok barang.
Dengan memanfaatkan aplikasi Fazz Agen sebagai sarana layanan PPOB, pelaku bisnis toko sembako berpeluang menambah keuntungan dari penjualan kebutuhan pokok digital, selain juga tetap mempertahankan penjualan bahan sembako pangan.
