Bangkrut adalah hal ynag harus diwaspadai dalam usaha. Meskipun tidak sedikit bisnis yang berjalan sukses, namun tetap saja harus tahu cara untuk menghindari bangkrut dalam berbisnis. Lalu apa yang harus dilakukan untuk ini?
Kegiatan bisnis pada dasarnya adalah bidang yang penuh dengan seni. Ada banyak nilai seni yang terkandung dalam aktivitas berbisnis; mulai dari seni bernegosiasi, hingga seni mengatur keuangan internal perusahaan Anda. Menghindari bangkrut saat berbisnis juga termasuk salah satu seni yang bisa kita temukan dalam berbisnis.
Bicara soal seni menghindari bangkrut dalam berbisnis, ada banyak cara yang bisa Anda lakukan. Hal pertama yang bisa dilakukan tentu saja dengan memperbaiki banyak aspek di kedua sisi, baik dari sisi internal perusahaan atau sisi eksternal perusahaan.
Perbedaan antara Pailit dan Bangkrut dalam Konteks Bisnis
Secara etimologis, kata “pailit” berasal dari bahasa Perancis “failite” yang dalam konteks bahasa Indonesia mengindikasikan kondisi kemacetan pembayaran. Pailit juga merujuk pada suatu proses di mana seorang debitur menghadapi kesulitan keuangan untuk melunasi utang, yang telah dinyatakan oleh pengadilan niaga. Kepailitan sendiri terfokus pada ketidakmampuan debitur membayar utang, dan pengadilan niaga memegang peran krusial dalam memproses gugatan terkait ketidakmampuan tersebut.
Dalam hukum, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyatakan bahwa kondisi pailit dapat diterapkan jika debitur memenuhi beberapa kriteria, seperti memiliki dua kreditor atau lebih, gagal membayar minimal satu utang yang sudah jatuh tempo, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan kreditornya.
Di sisi lain, istilah bangkrut adalah keadaan di mana suatu perusahaan mengalami kerugian besar hingga mengalami kegulungan atau gulung tikar. Penyebab kebangkrutan umumnya berasal dari kerugian yang dialami oleh perusahaan, mencerminkan ketidaksehatan kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Dengan demikian, pailit dan bangkrut memiliki perbedaan esensial, di mana pailit berkaitan dengan kemampuan membayar utang, sementara bangkrut menunjukkan kegagalan perusahaan dalam mengatasi kerugian dan menderita kegulungan.
Baca juga : Inklusi Keuangan Adalah: Tujuan, Indikator, Manfaat & Caranya
Apa Penyebabnya?
Perusahaan yang mengalami kepailitan umumnya terkait dengan beberapa faktor yang dapat mencakup tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen, fokus yang terlalu mendalam pada pengembangan produk tertentu, dan ketakutan berlebihan terhadap risiko keuangan. Selain itu, kurangnya inovasi, ketidakpekaan terhadap pergerakan kompetitor, penentuan harga yang tidak sesuai, dan tanggungan utang yang tidak terkelola dengan baik juga dapat menjadi pemicu kepailitan.
Di sisi lain, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan melibatkan aspek manajerial dan operasional. Pertumbuhan ekonomi yang rendah dapat menjadi indikator lemahnya peluang bisnis, sedangkan dalam konteks hukum seperti yang ditegaskan dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) pada Perkara Nomor 18/PUU-VI/2008, faktor-faktor eksternal di luar kendali pengusaha, seperti kebijakan IMF, serta tata kelola perusahaan yang buruk, turut berkontribusi pada kebangkrutan.
Dengan demikian, pemahaman mendalam terhadap perbedaan konseptual antara kepailitan dan kebangkrutan, serta faktor-faktor yang memicu keduanya, menjadi krusial dalam konteks bisnis yang kompleks dan dinamis.
Baca juga : 10 Cara Mengelola Keuangan Usaha Startup agar Untung
Strategi yang Dapat Dilakukan
Ada banyak strategi yang bisa Anda jalankan untuk menghindari pailit dan bangkrut saat berbisnis. Berikut adalah beberapa hal yang perlu perhatikan dan juga bisa Anda jalankan untuk menghindari pailit dan bangkrut adalah sebagai berikut :
1. Mencatat Alur Keuangan
Alur keuangan adalah nafas penting dalam berbisnis. Tanpa alur keuangan yang tepat, bisnis Anda akan seperti mati suri; berjalan tapi seperti mati. Bahkan, jika alur keuangan bisnis tidak baik, Anda mungkin bisa saja tidak menikmati keuntungannya.
Maka dari itu, Anda perlu melakukan pencatatan keuangan dalam bisnis. Anda bisa memulainya dari pembukuan sederhana pada transaksi harian bisnis Anda. Jangan lupa juga catat setiap pengeluaran yang biasa Anda keluarkan untuk produksi bisnis Anda.
2. Hindari Belanja Berlebih
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan khususnya oleh pebisnis pemula adalah keinginan belanja yang sulit dikontrol. Tidak hanya dalam rumah tangga, bisnis juga perlu pengelolaan keuangan yang baik, termasuk soal keinginan berbelanja.
Ada baiknya Anda mulai memilah-milah kebutuhan produksi dan operasional. Setelah membuat list kebutuhan, periksa dan sortir kembali hingga benar-benar terpilih mana yang sangat penting dan kurang penting. Menyortir kembali kebutuhan belanja itu cukup dirasa perlu. Hal itu karena terkadang ada banyak hal yang kita rasa penting padahal tidak terlalu penting untuk dibeli. Akhirnya biaya modal Anda membengkak dan sulit untuk membuat modal awal Anda kembali.
3. Dana Cadangan yang Aman
Siapa bilang bisnis itu tidak butuh dana cadangan? Faktanya, bisnis itu butuh dana lebih untuk cadangan operasional. Biaya ini biasanya dibutuhkan untuk hal-hal yang tidak terduga. Lalu berapa besaran biaya cadangan yang diperlukan untuk ini?
Biasanya biaya cadangan sebuah bisnis itu sekitar 4x dari biaya operasional dalam setahun. Maka jika biaya operasional Anda dalam setahun mencapai Rp150.000.000 maka untuk amannya, Anda harus menyiapkan dana cadangan sekitar Rp600.000.000.
4. Perhatikan Setiap Keputusan Finansial
Berbisnis itu tidak lepas dari pengambilan keputusan. Setiap detil keputusan sebuah bisnis sangat diperlukan. Termasuk salah satunya tentang pengambilan keputusan finansial. Apalagi pailit dan bangkrut adalah hal yang bisa sewaktu-waktu terjadi secara tak terduga.
Entah keputusan yang diambil secara bersama-sama oleh rekan bisnis, atau Anda sendiri, semuanya tetap harus dipikirkan secara matang, misalnya dengan membuat business plan. Keputusan finansial yang dimaksud tidak hanya tentang keputusan belanja modal dan operasional, tapi terkait banyak hal seperti ekspansi perusahaan serta penambahan karyawan untuk operasional. Jika hal ini tidak dilakukan dengan rinci, bisa jadi berpotensi merusak alur kas bisnis Anda.
5. Menjaga Kualitas Manajemen Perusahaan
Kemampuan perusahaan dalam mengatur perusahaan haruslah ditingkatkan. Penyebab pailit dan bangkrut biasanya diakibatkan oleh ketidakmampuan perusahaan dalam mengambil keputusan sehingga gagal dalam menentukan langkah selanjutnya.. Jika Anda ragu, ikutlah pelatihan tentang manajemen perusahaan atau ke business consulting untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Daftarkan bisnis Anda sekarang, di sini!
6. Membuat Struktur Biaya Relatif terhadap Pesaing
Mulai dengan identifikasi semua komponen biaya dalam produksi, pemasaran, dan distribusi produk atau layanan Anda. Lakukan riset pasar untuk memahami struktur biaya pesaing. Dapatkan informasi sebanyak mungkin tentang bagaimana pesaing Anda mengalokasikan biaya mereka untuk setiap komponen.
7. Memisahkan Keuangan Pribadi dengan Bisnis
Penting untuk memisahkan keuangan agar pengeluaran tidak tercampur dengan urusan pribadi maupun bisnis. Anda dapat memisahkan keuangan dengan membuat rekening yang berbeda. Tak hanya itu, Anda juga harus menjaga keuangan agar tetap stabil sehingga tidak saling meminjam antar rekening. Simak caranya di sini.
8. Lakukan Cara Aman dalam Berbisnis
Faktanya, tidak ada bisnis yang tidak memiliki risiko, bahkan setiap jengkal aktivitas yang kita lalui dalam kehidupan memiliki risiko. Namun, bukan berarti semua bisnis berbahaya, ada banyak cara aman dalam berbisnis yang bisa kita jalankan. Kalau bisa dilakukan dengan aman, maka tentunya kita tidak perlu menggunakan cara yang berisiko tinggi. Dalam hal ini pailit dan bangkrut adalah sejatinya bisa dihindari asalkan perusahaan mampu mengatasinya secara tepat di waktu yang tepat.
Baca juga : 7 Buku Manajemen Keuangan untuk Calon Pebisnis
Hal-hal yang perlu Anda Waspadai Saat Berbisnis
Jika tadi kita telah berbicara tentang strategi bisnis untuk menghindari bangkrut, kali ini kita akan berbicara tentang beberapa hal yang perlu diwaspadai saat berbisnis.
Pada dasarnya, selain urusan finansial, ada beberapa faktor yang berpotensi besar menyebabkan kebangkrutan bisnis. Berikut beberapa hal yang perlu Anda waspadai dalam berbisnis:
- Rekan bisnis yang tidak dapat dipercaya atau berkompeten untuk diajak bekerja sama.
- Model bisnis dan strategi bisnis yang kurang jelas.
- Valuasi bisnis yang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan.
- Bidang bisnis atau industri bisnis yang kurang menjual atau kurang laris di pasaran.
Optimalkan Operasional Bisnis dengan Fazz Business
Merasa bingung dalam melakukan operasional bisnis Anda? Jangan khawatir, Fazz Business kini hadir untuk memaksimalkan operasional bisnis Anda agar lebih teratur dan praktis. Mulai dari pecatatan transaksi bisnis, hingga pengajuan modal hingga Rp 2 milliar, semua tersaji lengkap dalam satu platform.
Daftarkan bisnis Anda sekarang, di sini!