Karena dapat menghasilkan keuntungan tanpa aktif berperan, bisnis autopilot menjadi keinginan banyak orang. Meskipun begitu, bisnis dengan sistem ini memerlukan usaha lebih di awal pendiriannya.
Apa yang dimaksud bisnis autopilot?
Bisnis autopilot adalah istilah yang merujuk pada model bisnis dengan operasional berjalan secara otomatis dan mandiri. Artinya, hanya perlu sedikit campur tangan pemilik bisnis setelah perencanaan awal selesai dilakukan. Konsep ini mirip dengan istilah autopilot dalam dunia penerbangan, yaitu situasi ketika pesawat dapat terbang sendiri setelah penerbangan awal dikendalikan oleh pilot.
Dalam konteks produksi, autopilot memanfaatkan teknologi modern seperti perangkat lunak otomatisasi, algoritma cerdas, analisis data, kecerdasan buatan (AI), dan Internet of Things (IoT). Namun, dalam konteks bisnis, autopilot akan memanfaatkan sistem efektif yang terstruktur tanpa hambatan.
Menggunakan sistem bisnis yang matang, setiap keputusan akan terselesaikan dengan baik tanpa perlu tindakan langsung dari pemilik bisnis. Hal itu membuat pemilik usaha dapat mengurangi keaktifan selama bisnis berjalan, tetapi tetap mendapatkan keuntungan yang optimal.
Otomatisasi dalam autopilot akan membuat pelanggan menerima pelayanan yang konsisten. Di sisi lain, pemilik bisnis dapat lebih menghemat tenaga atau dapat berperan dalam bidang lain. Oleh karena itu, bisnis autopilot kerap dipilih oleh seseorang yang memiliki kesibukan lain selain bisnis tersebut.
Apa saja bisnis autopilot?
Pada dasarnya, bisnis autopilot dapat dikenali dengan ciri kurang aktifnya pemilik bisnis dalam operasional rutin. Meskipun begitu, pemilik bisnis tetap perlu memberikan peran dalam beberapa bagian vital, seperti perencanaan awal, rekonsiliasi keuangan, hingga keputusan untuk inovasi atau diversifikasi bisnis.
Bentuk bisnis autopilot dapat berjalan di berbagai bidang, mulai dari kuliner hingga ritel. Beberapa contoh bisnis yang menggunakan sistem autopilot adalah sebagai berikut.
1. Dropship dan affiliate di e-commerce
Dalam proses jual beli secara online, dikenal istilah dropship dan affiliate. Dropship merupakan bentuk pemasaran tanpa perlu memiliki produk yang dijual secara langsung, karena produk tersebut dapat diambil dari pihak utama. Hampir sama dengan itu, affiliate merupakan tindakan pemasaran yang menggiring konsumen untuk membeli produk dari pihak tertentu.
Kedua bentuk pemasaran tersebut dapat dilakukan secara autopilot menggunakan platform tertentu. Seorang dropshipper atau pelaku affiliate hanya perlu mencantumkan profil pemasarannya, lalu konsumen akan otomatis terhubung dengan pihak produsen ketika melakukan pembelian.
2. Investasi atau penanaman modal
Pada dasarnya, investasi merupakan bentuk bisnis. Meskipun begitu, pelaku tidak perlu melakukan upaya bisnis tertentu, melainkan cukup menggelontorkan modal. Modal tersebut dapat disalurkan melalui pelaku bisnis lain secara langsung maupun lembaga penyedia instrumen investasi.
Misalnya, ketika seseorang berinvestasi saham, maka dana tersebut akan dikelola oleh perusahaan untuk menguatkan aktivitas bisnis. Tanpa perlu aktif mengelola bisnis yang dijalankan perusahaan, pemberi dana atau investor akan mendapatkan laporan keuangan dalam periode tertentu.
3. Pembuatan resource program
Bisnis dalam bidang teknologi menjadi yang sangat kerap berhubungan dengan sistem autopilot. Hal itu karena banyak komunikasi bisnis dalam dunia teknologi dapat digunakan dan dijual secara berulang.
Contoh paling umum bisnis dalam dunia teknologi yang menggunakan sistem atau pilot adalah penjualan atau penyewaan program aplikasi. Misalnya, seseorang yang menjual program aplikasi pencatat kehadiran karyawan hanya perlu sekali mengintegrasikan perangkat, lalu seterusnya tidak akan melakukan banyak tindakan lagi.
4. Penyewaan properti
Bisnis yang memberikan passive income, seperti penyewaan properti, juga kerap menggunakan sistem autopilot. Pemilik bisnis terhitung hanya membangun properti, lalu akan menerima hasil pembayaran dari penyewa setiap periode waktu tertentu.
Tindakan pemeliharaan dan pengawasan tetap perlu dilakukan. Namun, hal itu dapat diserahkan kepada pekerja, sehingga pemilik bisnis tidak perlu aktif setiap hari.
5. Menjadi mitra franchise
Dalam sistem bisnis franchise, pemilik cabang bisnis atau pihak franchisee tidak perlu melakukan banyak tindakan. Hal itu karena pengembangan, pengawasan operasional, dan banyak tugas lainnya telah menjadi tanggung jawab franchisor.
Franchisee atau pembeli merek hanya perlu menyiapkan modal, mengintegrasikan peralatan dan tenaga kerja, serta menjaga stabilitas bisnis di awal waktu. Setelah itu, pemilik bisnis hanya perlu menerima pemasukan dan mengecek catatan keuangan.
Sebutkan 5 langkah membangun bisnis sistem autopilot
Cara dan langkah membangun bisnis autopilot dapat berbeda-beda tergantung pada bentuk dan bidang bisnis yang dijalankan. Salah satu bentuk bisnis yang sangat mungkin dijalankan dengan sistem autopilot adalah bisnis franchise. Berkaitan dengan itu, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membangun bisnis autopilot, terutama untuk franchise, adalah sebagai berikut.
1. Memilih model bisnis yang sesuai
Langkah awal membangun bisnis franchise autopilot adalah dengan memilih model bisnis yang akan dijalankan. Hal ini akan mempengaruhi kriteria pekerja yang diterima, kesesuaian dengan konsumen yang ada, dan lainnya.
Anda juga perlu memperhatikan apakah operasional bisnis sehari-hari dapat berjalan secara autopilot penuh atau tetap perlu aktivitas rutin dari pemilik bisnis. Model bisnis penyediaan jasa umumnya akan lebih membutuhkan perhatian banyak, sehingga tidak dapat autopilot secara penuh.
2. Siapkan modal yang cukup
Untuk menjaga stabilitas bisnis hingga benar-benar dapat berjalan secara otomatis, pelaku bisnis harus menyiapkan modal awal yang cukup. Hal ini penting supaya bisnis tetap bertahan meskipun mendapatkan hasil kurang optimal di awal waktu.
Berkaitan dengan hal ini, baik franchisor maupun franchisee dapat menggunakan layanan Franchise Financing. Selain untuk modal awal, layanan keuangan dari Fazz Business ini juga dapat digunakan untuk kebutuhan spesifik pembiayaan bisnis franchisee.
Untuk mendaftar dan memperoleh informasi lebih lengkap, Anda dapat mengakses halaman berikut.
3. Merekrut pekerja yang sesuai
Meskipun beberapa pihak franchisor telah menyertakan rekrutmen pekerja ke dalam paket pembelian merek, tetapi akan lebih baik jika calon mitra tetap terlibat dalam hal ini. Sebab, para pekerja tersebut akan bertanggung jawab kepada mitra, bukan kepada franchisor atau pemilik merek.
Akan menjadi poin lebih juga jika Anda ikut terlibat dalam operasional di awal-awal pendirian bisnis. Hal ini akan membuat anda lebih paham mengenai apa yang dikerjakan oleh pekerja dan kendala yang mungkin dihadapi.
4. Jalankan bisnis dan evaluasi
Dalam menjalankan bisnis atau pilot, evaluasi akan banyak dilakukan di awal-awal mulai berdiri. Hal itu tidak hanya untuk mengoptimalkan keuntungan, tetapi juga untuk membenahi sistem agar dapat berjalan secara efektif tanpa pengawasan.
Setelah bisnis berjalan dan tidak ada evaluasi yang berarti, maka hal itu menandakan bahwa bisnis telah mampu autopilot. Untuk model franchise, hal ini biasanya dapat dicapai secara lebih cepat. Sebab, berbagai kendala telah ditemukan solusinya oleh pemilik merek.
5. Menikmati keuntungan dan melakukan pemeliharaan
Setelah bisnis mampu menghasilkan keuntungan secara stabil dalam sistem autopilot, pemilik bisnis tetap perlu melakukan pemeliharaan sesekali. Pemeliharaan dapat dilakukan dalam bentuk motivasi terhadap pekerja loyal atau peremajaan peralatan.