Kerjasama franchise merupakan bisnis kekinian yang menguntungkan. Anda ingin punya banyak cabang? Atau ingin mendirikan usaha yang sudah punya nama? Bisnis franchise adalah jawabannya! Cara untuk sukses usaha franchise adalah dengan memanfaatkan sistem patungan.
Anda perlu tahu bahwa bisnis franchise ini punya berbagai macam sistem untuk dikembangkan dan opsi itu menguntungkan bagi siapa saja yang menjalankannya.
Apa itu kerjasama franchise?
Merupakan kerja sama yang terjadi antara dua pihak, yaitu pemilik usaha utama atau merek dagang dengan pihak kedua yang tertarik membeli lisensi merek dagang. Pembelian lisensi itu membuat pihak kedua bisa menjalankan bisnis yang sama dengan pemilik usaha utama.
Supaya kita bisa membedakannya secara tepat, pemilik merek dagang adalah franchisor, sedang pihak kedua yang membeli lisensi adalah franchisee.
Kerjasama franchise ini menguntungkan baik bagi franchisor maupun franchisee. Franchisor tidak perlu menyediakan modal besar untuk membuka cabang baru karena modal disiapkan oleh franchisee.
Sedangkan franchisee tidak perlu repot-repot melakukan branding dari awal karena sudah ada merek dagang yang sudah dikenal. Franchise tinggal menyediakan sejumlah modal untuk bisa membeli lisensi merek dagangnya.
Cukup banyak usaha yang menggunakan sistem franchise untuk berkembang karena dianggap lebih cepat dalam meningkatkan usaha.
Risiko bisnis franchise
Keuntungan usaha franchise memang tidak bisa dipungkiri. Namun, tentunya ada risiko dari bisnis ini yang menjadi perhatian. Ini penjelasannya.
1. Bisnis franchise bisa merugi
Walaupun menguntungkan, bisnis ini juga bisa merugi karena kurangnya inovasi. Apalagi persaingan sekarang cukup ketat.
Misalnya, Anda punya usaha ayam goreng. Tentunya bukan hanya Anda yang menjual ayam goreng. Ada ratusan bisnis lain mengandalkan produk yang sama.
Ketika franchisor yang Anda pilih tidak melakukan inovasi, ayam goreng yang lisensinya Anda beli bisa saja kalah bersaing dengan usaha lain yang sudah ada sejak lama atau malah pesaing baru.
Di sinilah kualitas terbaik yang akan dipilih pelanggan.
2. Inovasi seringnya ada di tangan franchisor
Sebagai franchisee, Anda bukan menjadi pemilik usaha sepenuhnya karena merek dagang dimiliki total oleh franchisor.
Anda tidak punya kesempatan untuk mengubah bahan baku bahkan menambahkan produk baru sebagai langkah awal inovasi.
Mungkin Anda diberikan izin untuk menyampaikan pendapat, tapi tetap tidak membuat Anda bisa mengeluarkan kreativitas sepenuhnya.
Ini adalah risiko yang perlu Anda pertimbangkan dengan kuat, apalagi jika Anda adalah seseorang yang sulit ikut sistem. Sistem di franchise berlaku cukup ketat karena menyangkut kelancaran operasional perusahaan.
3. Konflik bisa terjadi
Konflik urusan bisnis seperti pembagian keuntungan yang tidak mendapatkan kata sepakat berpotensi menciptakan konflik.
Dalam usaha apapun konflik di antara pelaku usaha yang bekerja sama itu merepotkan. Bisa terjadi saling tuntut yang membuat masing-masing pelaku usaha merugi juga. Anda juga pasti pernah mendengar kasus-kasusnya di pemberitaan.
Untuk menghindari konflik, perjanjian di awal harus sudah jelas. Misalnya, penentuan persentase keuntungan sesuai dengan modal yang disetorkan, serta kewajiban-kewajiban lain yang harus terpenuhi sebelum hak bisa diraih.
4. Franchisee tidak punya kendali penuh
Usaha franchise yang dijalankan franchisee bukan menjadi milik pribadi karena ada merek dagang yang pemilik aslinya orang lain.
Hal yang paling menantang adalah ketika bahan baku berkurang, franchisee tidak bisa seenaknya mengganti bahan baku dengan yang lain. Mau tidak mau harus menunggu bahan baku dari pihak franchisor.
Kendali penuh juga tidak bisa dilakukan untuk masalah finansial. Masih ada franchisor yang mewajibkan franchisee untuk melaporkan keuangannya secara rutin. Sebenarnya tujuan bagus, tapi seolah jadi tidak ada ranah privasi untuk keputusan manajemen keuangan yang Anda ambil.
Apa itu layanan Supply Chain Financing?
Merupakan pembiayaan yang bisa berfungsi sebagai modal untuk melancarkan pendirian bisnis franchise. Pembiayaan ini mengharuskan Anda memiliki invoice yang akan dibeli dengan biaya lebih murah melalui pihak ketiga seperti bank dan lembaga keuangan terpercaya lainnya.
Untuk mendirikan bisnis franchise, franchisor dan franchisee butuh modal yang cukup. Franchisor membutuhkan modal untuk menyediakan bahan baku yang pas, apalagi jika franchisee yang bekerja sama dengannya banyak. Franchisee butuh modal untuk membeli lisensi merek dagang yang dimiliki franchisor.
Setelah dana turun, franchisor dan franchisee bisa menggunakannya untuk kebutuhan franchise,
Franchisor bisa menjual bahan baku ke franchisee dengan lebih mudah, bisa menggunakan sistem kredit yang dibayarkan bertahap. Tidak akan mengganggu cash flow karena dana didapatkan dari luar. Meraih keuntungan juga karena penjualannya di harga yang lebih tinggi.
Sedangkan franchisee jadi lebih berkurang bebannya karena bisa membayar secara kredit pada pihak franchisor. Ini akan membuat cash flow franchisee lebih aman, apalagi jika bisnisnya baru saja dibuka. Franchisee jadi lebih bisa fokus mengembangkan bisnisnya sejak awal.
Bagaimana sistem patungan pebisnis franchisee?
Kabar baik untuk Anda yang mau membuka usaha franchise dari merek dagang yang sudah ternama karena Modal Rakyat dari Fazz menyediakan Supply Chain Financing. Pembiayaan ini bisa dilakukan patungan bersama kolega-kolega Anda.
Jadi, tidak hanya Anda yang mengajukan pembiayaan ini. Bersama dengan kolega tentu pengembalian biaya nanti akan lebih mudah dan progresif. Pembayaran kredit akan dibagi bersama.
Tidak perlu menunggu lama sampai modalnya terpenuhi. Bisnis franchise pun sudah banyak yang dilakukan secara patungan, pemilik cabangnya tidak hanya Anda, rekan Anda pun bisa ikut mengelola bisnis dan meraih keuntungan bersama.
Ayo, ajukan Supply Chain Financing melalui Modal Rakyat dengan klik link ini.